Bocah Ingusan
Siapa
merasa ia dewasa? Kuingin menjadi si penjawab pertama bahwa aku sudah tumbuh
sejauh ini, aku sudah berubah sebanyak ini, aku sudah terlatih sebegininya, aku
sudah besar, aku sudah dewasa. Mengingat angka usia yang semakin menua pula.
Aku ingin dengan bangga berkata bahwa aku sudah dewasa. Ingin.
Hanya
saja, entah mengapa aku selalu malu berhadapan denganmu. Iya, setiap hari aku
berpikir apa yang harus aku katakan jika kita bertemu. Aku harus menjawab apa
ketika kamu bertanya A, B bahkan Z? Aku harus bagaimana untuk kamu atau sekedar
bagaimana seharusnya aku pun, aku masih bingung.
Maka
saat aku menulis ini, aku hanya ingin meluruskan tentang pandangan atau mungkin
harapan yang pernah kamu pikirkan tentang seorang “aku”. Aku ingin kembali
mengawalinya dengan baik, jadi kuperkenalkan “Hi kamu. Perkenalkan ini Aku. Hanya
seorang bocah ingusan. Aku akan sangat merepotkanmu mulai sekarang ”. Saat ini,
kuyakin keningmu berkerut, alismu terangkat dan batinmu berseru, Maksudnya apa?
Ketahuilah ekspektasimu tentangku, atau kabar
orang yang kamu dengar tentangku tidak lebih dari tulisan seorang pengarang. Iya,
yang terkadang lebih banyak kebohongan yang ditulis dibanding kebenaran yang
ada. Aku tidak sebegitunya yang dikabarkan mereka. Aku hanya orang yang
beruntung, karena Allah menutup semua kekuranganku dengan baik sejauh ini.
Jadi, jika nanti kamu temui aku dengan segala ketidakbecusanku, kumohon maafkan
aku dan tolonglah aku untuk lebih banyak belajar lagi.
Jadi
bukan tidak ingin mengakui bahwa diri ini sudah dewasa. Tapi, setiap orang
pasti memiliki situasi yang kadang tidak bisa ia hadapi sebagai orang dewasa. Akan
ada orang-orang yang dihadapannya, kamu akan bertindak bagai bocah ingusan yang
tidak tahu apa-apa. Ada. Begitulah, dan aku sedang mengalaminya.
Dewasa
itu sebuah keniscayaan. Bukan pilihan. Tidak ada yang dewasa sebelum waktunya.
Tidak ada. Setiap orang itu dewasa pada waktunya. Pasti. Karena kondisi dimana
seorang bocah kedewasa-dewasaan itu nggak ada. Anak-anak itu kan belum pernah
dewasa, lain halnya dengan orang dewasa yang kebocah-bocahan, wajar, mereka
pernah menjadi seorang anak-anak (bocah). Gitu aja sih.
Komentar
Posting Komentar