Namaku RENA OMIDE

[dirilis khusus untuk kalian yang belum percaya namaku]

Ingat dulu pernah benci pada nama sendiri.
Benci memiliki nama yang aneh.
Benci memiliki nama yang selalu jadi bahan ejekan teman-teman. Berkali-kali aku merengek agar namaku diganti saja.
Hingga Mama bertanya, "Memangnya mengapa dengan Rena Omide?"
Aku menjawab, "Aku malu dengan nama yang aneh ini". Tidak peduli itu menyinggunng hati beliau atau tidak.
"Namamu bagus, Na!" Ucapnya tanpa menjelaskan apa pun.

Entah sudah berapa kali orang bertanya, "Kamu asli mana?" hampir tak terhitung rasanya aku menjawab, "Asli Sunda kok"Sampai suatu ketika, aku duduk di bangku SMA dan mengetahui bahwa di daerah Buton, Sulawesi Tenggara(koreksi kalau salah) ada sebuah gelar bangsawan yang mirip pengucapannya yakni, "La Ode" untuk laki-laki dan "Wa Ode" untuk perempuanya. Konon, "La" di ambil dari kata Laa ilaaha ilallah. Dan "Wa" dari Wa ashadu anna muhammadarrasulullah. "Ode" sendiri memiliki arti bangsawan yang dapat ditemukan di literasi arab kuno. Jadi La Ode/ Wa Ode berarti yang terpuji di hadapan Allah.

Bagus sih, sayangnya nama belakangku 'Omide' bukan 'Ode' ya. Panggilan 'Ode' itu muncul karena adikku tidak bisa mengeja nama belakangku. Akhirnya tercetuslah nama panggilan 'Ode', jadi itu bukan namaku.

Ah, hanya mirip saja, ungkapku. Pada beberapa orang yang bersikukuh dan tidak percaya kalalu aku asli Sunda. Namaku bukan Rena Ode, apalagi Wa Ode Rena. Tetapi RENA OMIDE. Dan sungguh aku bukan orang Sulawesi, asli urang sunda abdi mah. Capetang gini basa Sundanya, naha masih gak percaya?

Mungkin karena aku mulai dewasa, aku mulai tidak peduli orang mau bilang apa tentang namaku. Bukan berarti aku tidak pernah bertanya dan memikirkan apa arti dibalik namaku. Aku yakin ada alasan mengapa akhirnya namaku "Rena Omide".

Pada akhirnya aku sampai di masa kuliah. Dengan suatu alasan entah apa, aku masuk Jurusan Sastra Jepang (alhamdulillah sampai tingkat akhir ini belum berubah). Dan muncullah pertanyaan lain tentang namaku di sini yang gak kalah bikin geleng-geleng kepala; "Ada turunan Jepang?" atau ungkapan spontan, "Prodi Sastra Jepang ya?" atau malah celetukan, "Nama aslimu apa, Ren?" dikira nama karakter anime."

Oh frustasi Rasanya. Namun, dari sinilah aku mulai berpikir apa yang selama 21 tahun ini (salah, barusan 22) aku lakukan dengan menyandang nama ini? Mengapa sampai orang berkata ini bukan nama asliku? Apa yang salah di sini? Aku yang tidak pantas menyandang nama ini? Atau nama ini yang memang, KONYOL?

Nama ini tidak salah. 22 tahun nama ini tidak melakukan kesalahan apapun. Jika ada yang harus disalahkan, maka itu adalah AKU. Aku yang sampai saat ini masih belum benar-benar menjadi "Rena Omide".

Nama ini bukan konyol. Nama ini tidak aneh. Ada alasan istimewa mengapa nama ini diberikan padaku. Jika aku belum pantas dengan keistimewaan nama ini, aku hanya perlu menjadi pantas, bukan?

Akan kubiarkan mereka dengan pertanyaannya. Akan kubiarkan mereka dengan pernyataannya. Aku hanya perlu dengan tegas berkata, "Aku Rena Omide". Aku bangga mengatakannya, aku bangga pada 2 Januari 22 tahun yang lalu terlahir dengan nama RENA OMIDE.

Nama istimewa yang membawaku menempuh jalan-jalan istimewa. Nama yang mengenalkanku pada orang-orang istimewa, yang insyaa Allah akan membuatku menjadi bagian yang istimewa di hati mereka yang lain. Jadi, percaya deh ini namaku. Allah yang jamin!

Tentang RENA OMIDE
Nama depan Rena itu dari Rayna asli dari bahasa Indonesia , karena pelafalan 'Rayna' agak susah akhirnya diputuskan 'Rena' saja. Artinya kesayangan/tawa gembira atau setelah di eja 'Rena' artinya menjadi pemimpin perdamaian.
Terus Omide apa artinya? Omide juga bukan dari bahasa Jepang, ada sih kosakata yang mirip yaitu omoide artinya kenangan. Tetapi bukan bahasa Jepang, sungguh!
Omide ini nama pemberian khusus  Nenek dari ibu. Kalau kalian penasaran, tanya sendiri saja ke nenek di rumah, mengapa memberiku nama Omide? hehe   

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer