Pengagum Rahasia
“Pengagum Rahasia”
Tema : Cinta dan Persahabatan
Tokoh :
1.
Riko Azril → Tokoh Utama
2.
Nada Laili → Tokoh Utama
3.
Ara → Teman Riko
4.
Karin → Teman Riko
5.
Fina → Teman Riko
Safa →
Teman Nada
ADEGAN 1
Dari
mata turun ke hati, begitu katanya cinta itu hadir. Awalnya, pernyataan itu memang sulit untuk diterima. Tapi setelah
melihat temanku yang satu ini, aku mulai percaya kalo cinta pada pandangan
pertama itu memang ada.Tidak lumrah sih, cuma ada saja.
Riko
Azril, adalah salah satu teman dekatku sejak TK, SD, SMP sampai sekarang kami
duduk di bangku SMA. Dramatisnya kita sekarang satu kelas.Yang aku tahu tentang
Riko, dari dulu sampai sekarang, dia itu tipe orang yang gak mudah buat jatuh
cinta. Tapi kali ini ceritanya lain broo. Waktu itu aku dan Karin lagi asyik
baca buku novel yang kemarin aku beli.
Riko : WOOOOYYY!
Karin : Gila, jantungan tahu!
Riko : Baca
apaan sih?
Ara : Buku
Riko : Ya iyalah buku, masa panci di baca. Maksud
gue itu judul bukunya apa?
Ara : Ohh..judulnya “Wanita di wajahmu Ku
Lihat Surga”
Riko : Eummm .. (terpana melihat sosok yang tiba-tiba menghampirinya)
X : (tersenyum)
Permisi, saya boleh nanya?
Riko : (diam
mematung)
Karin : (melambaikan
tangan di depan wajah Riko) Rik? Riko? RIKO!
Riko : WANITA .. DI WAJAHMU KU LIHAT SYURGA ….(dengan dramatis)
Karin : Hahaha lo kenapa sih? Sorry ya, temen gue
yang satu ini emang suka grogi kalo deket sama cewek cantik
X : (tersenyum)
Iya gak papa kok. Oh iya, saya mau Tanya kalo kelas X-1 dimana ya?
Ara : Kamu kelas X-1? Kalo begitu kita satu
kelas dong, mau sekalian bareng?
X : Boleh? Okay deh. Makasih ya
sebelumnya. Oh ya, aku Nada. (mengulurkan
tangan)
Karin : Gue Karin.
Ara : Gue Ara. Dan .. Oyy Rik!!
Riko : Oh.. Sorry (menunduk malu)
Nada : (mengeulurkan
tangan) Nada.
Riko : Ri.. Rii..Riko. (hanya menunduk tanpa membalas uluran tangan saking gugupnya)
Nada : Eumm ..(menarik
kembali tangannya) senang bisa bertemu kalian. (tersenyum)
Kami
pun berjalan bersama menuju kelas. Aku baru sadar sosok Riko ternyata luluh
juga oleh pesona Nada Laili.Diaadalah salah satu teman kami di kelas yang
memang ketika Masa Orientasi kemarin tidak hadir karena suatu alasan.Dan baru
hari ini Nada masuk sekolah.
ADEGAN 2
Sejak
saat itu, aku perhatikan Riko lebih sering diamdi kelas.Bukan diam karena bisu,
justru karena ada Nada di hadapannya. Riko seolah mati gaya setiap kali ada
Nada di dekatnya. Siang itu, kelas kosong.Anak-anak sudah pulang, memburu
bantal dan guling di rumah.Tapi Riko justru asyik sendiri dengan buku
catatannya.Ara dan Fina, teman sebangkunya, tiba di kelas.Mereka baru saja dari
pepustakan, mengembalikan kamus yang tadi di pinjamnya ketika Mata Pelajaran
B.Inggris.Mendapati Riko seperti itu Ara dan Fina pun masuk dengan
mengendap-endap.
Fina : Nulis apaan sih? (mencoba merebut buku catatan Riko)
Riko : (Kaget)
Fin, kembalikin buku gue!
Riko : Jangan bercanda! Gak lucu tahu.(sewot)
Fina : Wiihh..gitu aja sewot!
Ara : Gue jadi penasaran, apa sih yang lo
tulis? (mengambil buku catatan Riko dari
Fina dan membuka halaman yang kebetulan ada batas bukunya)
Terbaca :(dibaca oleh Fina, Karin dan Ara
bersama-sama)
Ku harap
suatu saat nanti kau menyadari perasaanku ini
Perasaan
yang datang di hatiku pada hari itu
Semakin
lama, perasaan itu semakin bertambah besar . . .*)
Fina : WOOOWWW..sejak kapan
kamu jadi pujangga?
Karin : Tunggu Rik, lo lagi
naksir cewek ya?
Riko : (gelagapan) ngg..nggak kok. Sini! (merebut kembali catatannya)
Ara : Lo nggak usah bohong
sama gue. Gue kenal lo udah lama kali Rik. Lo gak perah kayak gini sebelumnya.
Fina : Atau jangan-jangan
kamu naksir sama …(saling pandang dengan
Ara)
Ara&Karin : NADA!!
Riko : (menghela nafas panjang, kemudian tertunduk)
Ara : Nah, kena kan lo!
Fina : Sejak kapan lo suka
sama dia Rik? Dari puisi lo, kayaknya udah lama ya?
Riko : Hm (mengangguk)
Karin : Kenapa lo gak ngomong
aja sama orangnya. Lo kan deket sama Nada.
Riko : (menggelengkan kepala)
Fani : Ah lo cemen! Kalo lo
punya rasa, ungkapkan dong ungkapkan.Payah lo.Nih ya, dengerin gue. Nada itu
cewek yang cantik, pinter lagi, banyak yang naksir sama dia. Lo liat sendirikan
cowok-cowok di sekolah ini tuh pada klepek-klepek sama dia? Masih untung sampai
sekarang dia masih sendiri.Gak tau kenapa. Padahal cowok yang naksir sama dia
kan keren-keren.
Riko : Nah, itu. Gue kayak
gini karena gue sadar diri. Siapa sih gue? Cakep, nggak! Kaya, nggak! Pinter,
juga nggak.Gue gak mau ngambil resiko sakit hati. Takut gue, dengar kata Meggy
Z, lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, hidiihh serem!Sakit gigi aja gue
setengah mati.Sakit hati?Bisa mati full gue.
Karin : Yaelah Rik, mau lo
ungkapin, atau nggak tetap aja lo bakal nanggung resiko. Emangnya lo gak sakit
gitu mendem rasa itu? Ngebatin kali!
Riko : Ah udahlah. Jadi ke
rumah gue gak nih?
Ara : Jadi dong?! Gue
kangen banget masakan mamih lo.
Riko : Okay, let’s go!
Fina : Loh, ini pembahasan
kta belum selesai Rik.
Riko : Bodoh!
Mereka pun berlalu pulang, menuju rumah Riko.
*) Kutipan Film Drama Jepang “Kimi ni Todoke”.[..]
ADEGAN 3
Pagi itu Nada dan Rasya, teman sebangkunya,
sedang asyik membahas tugas sekolah.Canda dan tawa terkadang mengisi sela diantaranya.Tanpa
mereka sadari Riko dari bangkunya, terus memperhatikan mereka.Terkadang
tersenyum melihat Pujaan Hatinya itu tertawa ringan dengan sahabatnya.
Sudah terhitung dua tahun, Riko memendam
perasaannya terhadap Nada.Kebetulan mereka satu kelas sampai sekarang kelas XII.
Entah apa yang membuat sahabat aku yang satu ini tak kunjung mengungkapkan isi
hatinya.
Ara : Perasaan itu bukan
harta karun Rik. Jadi gak seharusnya di pendam. Dan pada siapapun perasaan itu
ditujukan, orang itu bukan peramal!! Dia gak bakal tahu perasaan lo kalo cuma
lo pendam *).
Fina : Tumben lo bijak Ra?
Ara : Gue ngutip dari buku
haha
Fina dan Karin :
Ahaha sialan lo!
Ara : (nyengir kuda) Rik? Lo jangan bodoh-bodohin diri sendiri deh.
mending lo cepet ungkapin perasaan lo. Kita ini udah tingkat akhir, mau kapan
lagi coba? Keburu jadi pacar orang baru tahu rasa lo!
Riko : Fin, Ra,
sahabat-sahabat gue yang paling baik. Bodoh?Mungkin iya. Tapi, cinta itu gak
pintar broo, cinta itu bijak! Gue secara bijak menikmati detik demi detik yang
gue rasa, mengesampingkan kenyataan yang ada.**)
Aku, Karin dan Fina saling pandang.Riko membuka buku catatanya, dan
mulai menulis.
Terbaca → Terlalu cantikkata yang tepat
tuk gambarkanmu
Terlalu
indah, taka da yang selain itu
Tak
bisa ku pungkiri kesempurnaanmu
Walau
bisa, mungkin kan kuberikan segalanya . .
Untukmu Ù
***)
Fina kembali merebut buku catatan Riko. Kali ini bukan di baca, tapi
justru dia sobek halaman itu dan melipatnya dengan rapih
Riko :
Lo apa-apaan sih? (kesal)
Karin :
Kalo lo emang gak mau ngomong, biar kertas lo ini yang ngomong.
Ara :
Gue setuju!
Fani :
That’s Right.
Keesokan harinya, Aku,
Riko dan Fina berangkat sekolah pagi sekali.Kelas bahkan masih kosong, kami
bertiga duduk berkumpul di meja Riko.
Riko :
Fin, kertas itu mau lo apain sih?
Ara :
Udah, lo diam aja. Biar kita yang beraksi.
Tiba-tiba Nada datang bersama Safa, teman
sebangkunya.Riko gugup melihat kedatangan Nada, terlebih Nada tadi sekilas
menatapnya dan tersenyum.Aku, Karin dan Fina terkekeh melihat kegugupan Riko.
Nada :
Fa, sarapan yuk!
Safa :
Yuk, tapi kamu traktir ya?
Nada :
Dasar Safa, Safa, okay okay. Beres!
Safa :
Let’s go!
Sepeninggal Nada dan Safa, Aku dan Fina
berlari menuju meja Nada, lalu menyelipkan kertas catatan Riko ke salah satu
buku di dalam tas Nada.
Riko :
(berlari) Aduh, kalian apa-apan sih!
Gak usah deh.
Karin :
Ssssttt udah lo tenang aja. (celingukan)
Riko :
Gue malu!
Ara :
Kan lo ga nulis nama lo di kertas itu bego!
Riko :
Tapi ....
Terlambat Aku dan Fina terlalu sigap
menyeret Riko keluar dari ruangan kelas.
*) **) ***) Kutipan Novel “Analogi Cinta
Sediri” @landakgaul. [..]
ADEGAN
4
Safa panik buku tugas B.Inggrisnya
ketinggalan. Dia terpaksa harus membuat salinan tugas di buku lain.
Safa :
Nada, aku boleh pinjam buku paket B.Inggris kamu? Aku harus menyalin tugasnya
sekarang.
Nada :
Boleh kok. (memberikan buku paketnya)
Sesuatu tiba-tiba terjatuh dari dalam buku.
Aku, Riko dan Fina memperhatikan mereka dari sisi lain.
Safa :
Apa ini Nada? (menyerahkan sehelai kertas
yang terjatuh)
Nada :
Apa? (mengkerutkan kening)
Safa :
Nggak tahu, terjatuh dari dalam buku. Kayaknya keselip tadi.
Nada : Apa ya? (membuka kertas)
Nada dan Safa : (membaca tulisan di kertas itu bersama)
Nada : (tersenyum)
Safa : Siapa yang ngirim
Nad?
Nada : (menggelengkan kepala) Gak ada pengirimnya.
Safa : Ihh apa banget sih.
Nada :
(memandangi terus kertas sambil
senyum-senyum)
Safa :
Nad? Kamu kok? Jangan sampai kamu terbuai sama rayuan gombal kayak gitu.
Nada :
Gombal apanya? Ini tuh tulus banget, kamu baca baik-baik deh tuliasannya.
Safa :
Ya ampun Nada, kamu polos banget sih. Aku bilang juga apa, kamu coba deh terima
salah-satu cowok yang ngejar-ngejar kamu itu. Supaya kamu itu tahu, senggaknya
ada lah perbandingan buat kamu, mana cowok tulus mana yang gombal.
Nada :
Safa, tapi aku gak suka sama mereka.
Safa :
Satu pun?
Nada :
Yup!
Safa :
Kok bisa?
Nada :
Kamu perhatikan tidak, mereka datang berbondong-bondong padaku,mereka berjuang
dengan cara apapun yang mereka bisa supaya mendapat kaya “IYA” dariku. Tapi
ketika aku menjawab “TIDAK”, kemana mereka?Perjuangan itu terhenti dengan
cibiran-cibiran tidak enak terhadapku.
Safa :
(terdiam)
Nada :
Coba, menurut kamu lebih baik mana, orang yang terang-terangan menyatakan cinta
tapi akhirnya menjatuhkan kamu sendiri. Atau orang yang menyatakan cinta
sembunyi-sembunyi tapi akhirnya membangunkan kamu dari sepi?
Safa :
Emangnya kamu yakin. Si pengirim itu tulus sayang sama kamu?
Nada :
Gue yakin!
ADEGAN
5
Melihat respon Nada yang demikian, Riko merasa
lega.Ternyata di luar dugaan, perasaannya mendapat kata “WELCOME” sementara
ini.Aku yakin hati Riko sebenarnya tergerak untuk mengungkapkan perasaannya
kepada Nada. Namun, entah apa yang ada di pikirannya.Tapi yang membuat aku
salut, Riko terus mengirimi Nada “surat tanpa nama”. Riko terlihat bahagia
melihat Nada selalu tersenyum setiap kali membaca surat-surat itu.
Safa :
Nad, kamu gak penasaran siapa yang mengirim surat-surat itu?
Nada :
Penasaran sih.
Safa :
Tapi, kenapa kamu gak coba nyari tahu?
Nada :
Bingung. Gimana caranya?Tiap pagi kertas ini selalu sudah ada di sini.
Safa :
Begini deh, surat itu ada setiap pagi kan? Berarti si pengirim datang lebih
pagi dari kita.Gimana kalo besok kita datang pagiii banget, buat cari tahu
siapa “secret admirer” kamu itu, gimana?
Nada :
Aduuh, tapi kalo pagi banget gak bisa Fa, kamu kan tahu sendiri, aku harus
selalu berangkat bareng papah aku. Gak mungkin pagi banget.
Safa :
Ya sudah Tuan Putri, biar ananda yang menyelidiki masalah ini untuk tuan Putri
Nada :
Apaan sih kamu? Haha
Safa :
ahahaha
Nada :
Serius Fa?
Safa :
Iya sayang, apa sih yang nggak buat sahabat aku ini.
Nada :
(memeluk) Makasih Safa.
Tanpa mereka sadari Aku, Riko, Karin dan
Fina mendengarkan percakapan mereka.Riko hanya tertunduk lesu. Entah apa yang
kini dia pikirkan.
Hari berikutnya, Aku mendapati hal aneh pada
Nada, dia tidak seperti biasanya.Senyum yang biasa ada di bibir itu kini tidak
terlihat lagi.Dia terlihat lesu sekali.
Nada :
Fa, kok gak ada lagi surat yang datang ya?
Safa :
Masa? Kamu beneran gak nerima lagi surat-surat itu?
Nada :
(menggeleng dengan lemas)
Safa :
Kayaknya dia tahu kita melakukan penyelidikan.
Nada :
Fa, kamu serius gak lihat siapa-siapa? Atau yang di curigakan barangkali?
Safa :
Gak ada Nad, aku bahkan datang pagiii banget. Kelas masih kosong malah.
Nada :
(sedih)
Safa : Maafkan aku ya Nad. (merangkul)
Nada : Sudahlah. Kita kan gak
pernah tahu dengan siapa akan bertemu, seperti apa setelah bertemu dan
bagaimana akhirnya pertemuan itu *). Mungkin pertemuan aku dan dia cuma sebatas
di sebrang kertas.(menangis)
Aku, Riko dan Fina tertegun melihat adegan itu.Aku tidak menyangka
sedalam itu harapan Nada pada Riko. Aku lihat Riko hanya tertunduk, lalu
bergumam lirih;
“Jujur, gue kangen senyum itu.”
Aku dan Fina kembali dibuat tertegun dengan kata-kata Riko.
ADEGAN 6
Keesokan harinya, aku lihat Riko menyimpan sesuatu di meja Nada.
Ara : Rik, lo lagi
ngapain?
Riko : Eh elo Ra, nah
kebetulan nih. Gue boleh minta tolong?
Ara : Apa?
Riko : (memberikan satu anak panah) Lo standby di sini. Kalo ada Nada, lo
kasih itu ke dia.
Ara : Emang ini apaan?
Rik, lo gak kasian sama Nada?
Riko : Iya, gue lakuin ini
bukan buat gue kok, gue lakuin ini untuk senyum itu. (pergi)
Aku pun tersenyum melihat tingkah Riko.Berharap bukan hal bodoh lagi
yang dilakukan.Beberapa menit kemudian Nada datang.Aku melihat dia tersenyum
ceria melihat secarik kertas di atas mejanya. Nada membaca surat itu. Lalu
celingukan mencari sesuatu.Aku pun bergegas menghampirinya.
Ara : Pagi Nad.
Nada : Hi, pagi.
Ara : Lo keliatannya
seneng banget. Oh iya, ini Nad, ada pesan buat lo!
Nada : (mengkerutkan kening) Dari siapa?
Ara : Gak tahu, cuma di
suruh. Ya udah, gue tinggal ya. Bye.
Nada : Okay, Thanks!
Terbaca → Ikuti tanda panah
Nada pun tersenyum, lalu berjalan dan terus berjalan mengikuti tanda
panah yang memang sengaja di temple di tempat-tempat tertentu.Dari jauh aku
terus memperhatikan Nada.Dan tersenyum.Semoga berhasil Rik, batinku.
Tanda panah itu pun berakhir kembali di kelas.Wajah Nada begitu
ceria.Dari jauh aku lihat Riko sudah ada di dalam.Dengan tangan di belakang
punggung dan mulut tertutup sesuatu.Seperti seorang sandera. Tiba aku mendengar
suara kekehan, ternyata Karin, Fina dan
Safa ada di belakangkku sejak tadi.
Ara : Kalian membuat aku
kaget.
Safa : Haha konyol banget
si Riko. Liat dia!
Fina : Cckckck
Di ruang kelas.Nada tersenyum melihat sosok di depannya.Lalu
berjalan menghampiri Riko.Ketika Nada tepat berdiri dihadapannya, Riko
mengulurkan kedua tangan yang dari awal dia simpan di belakang punggungnya,
ternyata tangan itu memegang sebuah boneka.
Terbaca → Aku Sayang Kamu
Nada : (melepaskan kertas itu) Masih gak berani ngomong juga? Coba deh aku
pengen dengar kamu ngomong itu langsung.(tersenyum)
Riko : (menggelengkan kepala)
Nada : Ayo!
Riko : (gugup)Aa..akku..
sssaa…yang.. Kaa..mu..
Nada : Hahaha …Aku juga sayang kamu..(mengambil boneka dari tangan Riko)
Riko : (tersenyum)
Ara, Fina dan Safa : EECIIIEEEEEEE.. Ekheum..hahaha
Semua pun berbahagia
hari itu.
AMANAT
Ara : Dramatis? Sebenarnya bukan hidup ini
yang mirip dengan adegan drama, tapi adegan-adegan drama inilah yang memang di
buat semirip mungkin dengan kejadian sehari-hari.
Riko : Dan buat lo semua. Dalam hidup jangan gampang
berputus asa, kesempatan akan selalu ada. Kalau memang kalian pantas
mendapatkanya.Kembali.
Safa : Kita gak pernah tahu scenario apa yang
sedang di siapkan semesta untuk kita. Siapa yang akan kita temui selanjutnya
adalah misteri. Mungkin penuh kejutan dalam prosesnya dan begitu juga dengan
cara mengakhirinya.
Komentar
Posting Komentar