Kecantikan Wanita; Pengabdian
Ketika seorang wanita memasuki gerbang pernikahan, maka kehidupan "normalnya" akan sedikit mengalami perubahan.
Bagi yang sebenarnya belum siap, maka seiring dengan berjalannya waktu,
mereka akan merasa bahwa banyak hal yang akan atau telah terampas
selama mereka menjadi seorang isteri dan pendamping.
Namun, bagi
yang melangkah dengan ilmu dan dengan dasar beribadah dengan Allah,
betapa pun berat jalan ke depannya, hal itu akan dilalui dengan tenang
dan ikhlas.
Pernahkah kita melihat seorang isteri yang
menyuguhkan wajah kurang sopan setelah mengetahui hal yang dilakukannya
kurang mendapat penghargaan dari suami?
Ternyata di sinilah
cara cantik Allah SWT dalam mengajarkan indahnya keikhlasan kepada para
wanita. Keikhlasan dalam pengabdian. Dan hasil akhirnya tergantung para
isteri itu sendiri, tetap bersabar, ikhlas dan tawakkal? Atau memilih
jalan emosi dan perasaannya saja.
Namun, satu hal yang pasti, Allah SWT Maha Membalas atas pilihan hidup yang kita jalankan. ^^
Pernahkah kita berpikir betapa indah cara mendidik Allah SWT yang tertuang dalam bab pengabdian kepada suami? Tidak kita pungkiri bahwa para laki-laki, adalah pemimpin para
wanita. Namun, walau pun ia seorang pemimpin, mereka
tetaplah manusia biasa. Para suami bukanlah seorang tanpa cela, ada kalanya mereka berbuat kesalahan yang sama dengan yang dilakukan para isteri.
Bukankah tiada yang sempurna kecuali Allah SWT. Jika
sebuah kekurangan dalam diri suami tersebut disikapi dengan kehangatan sebagai sebuah pengabdian seorang istri, maka hal tersebut justru
menjadikan PUNCAK AMAL seorang isteri.
Ketika suami melihat ketekunan isterinya
menjalankan ibadah dan mengikhlaskan segala rasa, aktifitas dan
kerja-kerjanya semata untuk mengharapkan keridhoan Ilahi, tentu saja
akan semakin menghangat hatinya, dan keinginan untuk menjadi lebih baik
dalam segala hal pun Insya Allah akan semakin menguat. Dan, yang
terindah dari semua itu, isteri akan menggapai kemuliaan dirinya di
hadapan Allah Penguasa Alam Semesta dan di hadapan segenap makhlukNya.
Ternyata memanglah benar, mengabdi bukan berarti membungkam potensi wanita. Lewat sikap ini, wanita menunjukkan bahwa dia bukan hanya makhluk
yang memiliki kelembutan hati dan tutur serta sikap santun, akan
kekuatan tersembunyi yang luar biasa.
Pahit getir kehidupan
serta kepedihan seringkali dihadapi istri dalam mendampingi suami. Tidak
jarang pula cobaan-cobaan tersebut terkadang terasa di luar kesanggupannya sebagai individu. Namun, ketika
pengabdian sudah terpatri dalam hati, maka siapa pun akan terperangah,
bagaimana makhluk yang kita anggap lemah, lembut dan ringkih; wanita,
bisa menghadapi semua itu.
Dalam pengabdian, juga terkandung
makna menutupi aib dan atau kekurangan pasangan kita. Susah memang untuk
tetap tersenyum menghadapi kenyataan yang bahwa kekurangan
suami kita telah diketahui begitu banyak manusia di luar sana.
Memang tidak semudah mengatakannya untuk selalu tersenyum sambil
menceritakan kebaikan-kebaikan suami, sedang di sisi lain kita mengetahui segala keburukannya. Namun sekali lagi, jika hal tersebut
disikapi sebagai sebuah pengabdian seorang isteri, maka hal tersebut justru menjadikan PUNCAK AMAL seorang isteri.
Wallahua alam bishowab
Komentar
Posting Komentar