Karena Aku Cemburu

Entah kenapa, setiap kali melihatmu, selalu saja ada gerimis di hati. Entah tak bisa kusebut lagi, perasaan macam apa ini.

Kamu tahu?
bahwa sudah begitu banyak ilmu yang kuambil darimu. Bahkan semakin banyak aku belajar darimu, semakin aku merasa tak cukup. Aku tak mampu untuk menggapaimu. Karena kau terlalu hebat. Kau terlalu sempurna di mataku.

Suatu ketika aku merasakan ada yang aneh dalam diriku. Namun, entahlah aku tak tahu apa itu; yang aku rasa aku hanya takut, takut dan takut.

Kini, aku semakin tertunduk dalam. Mencoba untuk menerka isi hati. Ternyata aku mencintaimu, aku terserang virus merah jambu.

Aku cemburu ketika aku hanya tahu; menyaksikan semua yang ada padamu, caramu mengambil hikmah dan pelajaran dari rentetan kehidupan mencerminkan bagaimana kedekatanmu dengan-Nya. Hal itu membuatku sakit, seakan ada kupu-kupu menari di perutku, ada yang menjebol paksa tanggul sungai air mataku. Aku sakit, tersiksa, aku cemburu, karenamu.

Kini aku menyadari. Dan aku semakin tertunduk dalam. Aku kembali mencoba, menerka isi hati. Mendadak aku semakin pilu, tergugu dalam kesendirianku.

Seketika itu, untaian kalimat menggema di pikiranku;

CEMBURU adalah ketika engkau melihat orang alim yang berilmu, sedangkan engkau belum bisa mencapai ilmu sang alim itu.

CEMBURU adalah ketika kau melihat sahabatmu sudah khatam al qur’an, sedangkan engkau hanya khatam Juz Amma.

CEMBURU adalah ketika kau menyaksikan saudara-saudaramu berlomba menuntut ilmu, sedangkan engkau sibuk menonton sinetron.

CEMBURU adalah ketika kau belum bisa mencapai keluhuran dan kemuliaan sebagaimana hamba-hamba Allah yang lain telah mencapainya.

CEMBURU adalah ketika si dia yang kau cintai mengalahkanmu dalam kedekatan dan penghambaan diri kepada Tuhan.

CEMBURU adalah ketika kau melihat sahabat-sahabatmu saling berkirim sms cinta di 1/3 malam, sedangkan engkau lebih memilih mendengkur dalam selimut.

CEMBURU adalah penjagaanmu terhadap dia yang kau cintai agar dirinya selalu berusaha untuk mendekati Tuhan.

Menangislah!
jika itu bisa meringankan bebanmu. Menangis adalah pelampiasan jiwa dari hati yang sekarat. Pernahkah kamu menangisi dosa-dosamu? Menangis karena takut pada-Nya? Bukankah Nabi SAW sudah bersabda; api neraka tidak akan mampu menyentuh orang yang meneteskan airmata kerana takut kepada Allah

Aku menangis!
Astaghfirullah, adakah Allah dalam tiap langkah kakiku? Adakah Allah dalam tiap pandangan mataku? Adakah Allah dalam tiap ucap lisanku? Adakah Allah dalam tiap ikhtiarku di jalan ini? 
Astaghfirullah, sungguh betapa aku tak bisa berkata-kata lagi. Aku cemburu padamu!

Komentar

Postingan Populer