Fitrah manusia menyukai kecantikan dan inginkan kecantikan. Cantik itu adalah anugerah. Namun, percaya atau tidak, cantik itu juga sebenarnya merupakan satu ujian. Perlu diingat bahwa cantik itu RELATIF.
Barangkali ada yang memiliki wajah cerah dan licin tetapi tidak tampak berseri, ada pula yang gelap dan biasa saja tetapi begitu manis dan menyejukan dipandang.
Cahaya iman mungkin? Bisa jadi, kubilang itu relatif. Berbalik kepada tajuk; cantik adalah ujian. Mengapa begitu?
Beberapa poin saat cantik merupa anugerah;
1. Meningkatkan rasa syukur
2. Keyakinan diri tinggi
3. Menyejukan saat dipandang
4. Maintanance rendah (sepatutnya)
5. Apabila dipuji, tidak lantas berbangga diri
Si cantik yang mempunyai wajah licin, pastinya akan bersyukur
karena tidak perlu pusinh memikirkan bagaimana untuk mengatasi
masalah kulit sekaligus mengurangi biaya perawatan muka dan sebagainya. Pun akan membuatnya tampil lebih percaya diri.
Dan sangat mungkin disebut sebagai anugerah sekiranya mereka yang biasa saja sebelumnya, kini dipercayakan untuk memiliki rupa (lebih) cantik (entah dgn cara apa). Hal ini pasti membuat orang lain juga tertarik.
Cantik sebagai ujian;
1. Dijadikan bahan komersial
2. Disayangi hanya kerana rupa
3. Menimbulkan riak dalam hati
4. Apabila nikmat cantik ditarik sekelip mata
Si cantik biasanya menjadi pilihan untuk melariskan berbagai produk pasaran. Tak tanggung bagi pengiklanan produk kecantikan, produk kesehatan sampai produk deodorant lelaki pun menggunakan si cantik sebagai
pelaris, belum lagi deodorant itu perlu diedarkan oleh si
cantik sebelum sampai ke tangan si lelaki pemakainya. Pakaian? Peluk cium usah kira, penambah saham dosa.
Si cantik juga seringkali menjadi mangsa jerat cinta si jejaka yang
mementingkan rupa semata-mata. Apabila cantik itu hilang, maka hilanglah
cinta Sang Pencinta juga. Bukankah itu satu ujian? Lebih baik mereka yang sederhana paras rupa, yang diyakini, disayangi, bukan karena
rupa semata.
Seringkali wujud rasa iri hati sebagian individu yang kurang senang dengan kecantikan
yang dimiliki orang lain, seringkali juga wujud segelintir si
cantik rupa yang memandang rendah pada yang lain hanya karena mereka
memiliki aset wajah yang lebih menarik.
Apa pun, ujian terbesar ialah
apabila kecantikan itu ditarik dan hilang sekelip mata. Hilanglah
keyakinan diri, hilanglah semangat, dan tidak mustahil hilanglah
sebahagian besar mereka yang seringkali menjadi pendamping selama ini.
Kesimpulannya, bersyukurlah dengan apa yang ada, yang lebih indah di mata manusia tidak selalu baik. Jika memang PERLU menjadi cantik, elokan dirimu di hadapan Allah SWT saja.
Komentar
Posting Komentar