Makalah PAI "Akhlakul Karimah"


*  Pengantar
Alhamdulillah tak henti kami ucap teruntuk Robb tercinta yang telah mengajari dengan indahnya Islam. Sholawat dan salam bagi Rosululloh dan Sunnah Beliau kita jadikan pedoman agar kita tak sesat memilih jalan, tanpa Beliau tak akan pernah kita rasakan Islam yang Subhanalloh indahnya.
Inilah yang dapat kami sajikan, hanya beberapa lembar kertas dengan tulisan yang masih sekali awam, setetes ilmu Alloh yang Maha Luas. Tak banyak. Kewajiban kita adalah tetap berpegang teguh pada pedoman yang bersumber pada Al-Qur’an dan hadist-hadist Rosululloh SAW.
Sungguh kita sama-sama saksikan, ternyata masih banyak kaum muslim/muslimah yang berpedoman pada gagasan/ide yang melenceng dari ajaran Islam, padahal bukankah mereka telah ada yang membacakan ayat-ayat Alloh yang semestinya jadi pedoman. Bahkan ditangan mereka ada hadist-hadist Nabi SAW yang dirawikan. Inilah sedikit bekal. Ini cuma-cuma kami buat sebagai pelengkap tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.  Dengan segala kekurangan kami sebagai manusia, mohon dimaafkan.
Semoga bermanfaat khususnya bagi kami sebagai pelajar, umumnya untuk antum pembaca sekalian.





Kelompok II
#   Pendahuluan
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat setiap muslim/muslimah dituntut untuk bersikap dan berperilaku sesuai tata krama Islam Tuntunan Islam mengandung didikan moral yang tinggi. Dalam masalah aurat, Islam telah menetapkan bahwa aurat laki-laki adalah antara pusar sampai kedua lutut. Sedangkan bagi perempuan seluruh bagian tubuh adalah aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Waw!!! Sudahkah kita menutup aurat?
Berhias diri yang sesuai dengan tata krama Islam adalah yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk Alloh dalam Al-Qur’an dan hadist Rosul-Nya. Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena hal ini berkaitan dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita di perkenankan memakai pakaian apapun, selama pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat. Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya asusila, memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan. Bahkan pakaian yang dikenakan dapat mencerminkan harga diri seseorang dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa malu seseorang.
Tidak hanya dalam berhias dan berpakaian saja, Islam sebagai agama yang universal juga memiliki ketentuan-ketentuan dari aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali dijelaskan adab-adabnya seperti tata krama dalam perjalanan dan bertamu.



< Adab berhias dan berpakaian

Berhias dan berpakaian adalah dua akitivitas yang saling melengkapi. Orang yang berpakaian tanpa berhias dengan baik akan meninggalkan kesan negatif dimata orang yang melihatnya. Berhias berlebihan pun akan memunculkan tindakan negatif pula. Sehingga Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berhias dan berpakaian secara wajar dan tidak berlebih-lebihan.

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Alloh mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A’rof, 7 : 26)

Begitulah Alloh menyerukannya.. hadist-hadist Nabi SAW banyak menjelaskan tata krama berhias diri, yaitu:
1.        Anjuran untuk memotong kuku, memendekkan kumis, menyisir rambut dan merapikan jenggot
2.       Anjuran untuk memakai wewangian
3.       Larangan mencukur botak sebagian kepala dan yang lainnya dibiarkan tumbuh.
4.      Larangan berhias diri dengan mengubah apa yang telah diciptakan Alloh
5.       Larangan untuk berhias menyerupai lawan jenis
6.       Larangan perempuan untuk bertato

Alloh berfirman :

Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin., “Hendaklah mereka menutup jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Alloh Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(QS. Al-Ahzab, 33 : 59)

                Dalam penggalan ayat diatas Alloh SWT dengan tegas menyuruh wanita-wanita yang beriman agar memakai pakaian yang menutup seluruh auratnya. Manfaat pakaian itu selain sebagai identitas juga sebagai proteksi dari hal yang tidak di inginkan.

ISLAM tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di luar ibadat. Islam hanya menetapkan bahawa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim.

Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian untuk lelaki dan wanita yaitu:

1. Menutup aurat
AURAT lelaki menurut ahli hukum ialah dari pusar hingga ke lutut. Sedangkan Aurat wanita ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, telapak tangan dan telapak kakinya. Rasulullah SAW bersabda : "Paha itu adalah aurat." (Bukhari)


2. Tidak menampakkan tubuh
PAKAIAN yang tipis sehingga menampakkan aurat tidak memenuhi syarat menutup aurat. Pakaian yang tipis bukan saja menampak warna kulit, tetapi juga merangsang nafsu orang yang melihatnya.
Rasulullah SAW bersabda : "Dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang digunakan bagi memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk.
Mereka tidak masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat dicium daripada jarak yang jauh." (Muslim)

3. Pakaian tidak ketat
TUJUANNYA adalah supaya tidak kelihatan bentuk tubuh badan

4. Tidak menimbulkan riak
RASULULLAH SAW bersabda: ”Barang siapa yang melabuhkan pakaiannya karena perasaan sombong, Allah SWT tidak akan memandangnya pada hari kiamat."
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan pada hari akhirat nanti." (Ahmad, Abu Daud, an-Nasa'iy dan Ibnu Majah)

5. Lelaki, wanita berbeda
MAKSUDNYA pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh dipakai oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan hal ini dengan tegas menerusi sabda Nabi : "Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki yang meniru pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan Muslim)
Baginda juga bersabda : "Allah melaknat lelaki berpakaian wanita
dan wanita berpakaian lelaki." (Abu Daud dan Al-Hakim).

6. Larangan pakai sutera
ISLAM mengharamkan kaum lelaki memakai sutera. Rasulullah SAW bersabda : "Janganlah kamu memakai sutera, sesungguhnya orang yang memakainya di dunia tidak dapat memakainya di akhirat." (Muttafaq 'alaih)

7. Melabuhkan pakaian
CONTOHNYA seperti tudung yang seharusnya dipakai sesuai kehendak syara yaitu bagi perempuan menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher dan juga dada.

8. Memilih warna
yang sesuai
CONTOHNYA warna-warna lembut termasuk putih karena ia nampak bersih dan warna ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan Rasulullah SAW. Baginda bersabda : "Pakailah pakaian putih kerana ia lebih baik, dan kafankan mayat kamu dengannya (kain putih)." (an-Nasa'ie dan al-Hakim)

9. Larangan memakai emas
TERMASUK dalam etika berpakaian di dalam Islam ialah barang-barang perhiasan emas seperti rantai, cincin  dan sebagainya.
Bentuk perhiasan seperti ini umumnya dikaitkan dengan wanita namun pada hari ini ramai antara para lelaki cenderu
ng untuk berhias seperti wanita.
Semua ini amat bertentangan dengan hukum Islam. Rasulullah SAW bersabda : "Haram kaum lelaki memakai sutera dan emas, dan dihalalkan (memakainya) kepada wanita."

10. Dahulukan sebelah kanan
APABILA memakai baju, dahulukan sebelah kanan. Imam Muslim meriwayatkan dari Saidatina Aisyah: "Rasulullah suka sebelah kanan dalam segala keadaan, seperti memakai kasut, berjalan kaki dan bersuci."
Apabila memakai kaos kaki, dahulukan dengan sebelah kanan dan apabila menanggalkannya, mulakan dengan sebelah kiri.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Apabila seseorang memakai kasut, mulakan dengan sebelah kanan, dan apabila menanggalkannya, mulakan dengan sebelah kiri supaya yang kanan menjadi yang pertama memakai kasut dan yang terakhir menanggalkannya." (Riwayat Muslim).

11. Selepas beli pakaian
APABILA memakai pakaian baru dibeli, ucapkanlah seperti yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tarmizi:
"Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau yang memakainya kepadaku, aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa-apa yang dibuat baginya, aku mohon perlindungan kepada-Mu daripada kejahatannya dan kejahatan apa-apa yang diperbuat untuknya. Demikian itu telah datang daripada Rasulullah".

12. Berdoa
KETIKA menanggalkan pakaian, lafaz- kanlah: "Pujian kepada Allah yang mengurniakan pakaian ini untuk menutupi auratku dan dapat mengindahkan diri dalam kehidupanku, dengan nama Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia”
Sebagai seorang Islam, sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai menurut tuntutan agamanya kerana sesungguhnya pakaian yang sopan dan menutup aurat adalah cermin seorang Muslim yang sebenar.

< Adab Dalam Perjalanan


hai orang orang yang beriman ta’atilah Allah dan ta’atilah rasulnya dan ulil amri di antara kamu . Kemudian jika kamu berlainan perndapat tentang sesuatu , maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasul , jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian , yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisa 4 : 59

Tata krama dalam perjalanan merupakan aturan-aturan yang harus kita perhatikan ketika di jalan baik pada saat jalan kaki, mengendarai sepeda motor maupun mobil. Seseorang yang bertata krama yang baik ketika diperjalanan adalah mereka yang memerhatikan dirinya sendiri dan hak-hak orang lain.

A.   Tata Krama Di Jalan Raya
Seseorang dianggap bertata krama dalam perjalanan, apabila tatkala ia menggunakan jalan umum atau jalan raya, ia menaati undang-undang dan peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan pemerintah.

A.1. Tata Krama Pejalan Kaki
(1)  Berjalan di sebelah kiri atau di trotoar
(2) Menyebrang di jembatan penyebrangan atau zebra cross
(3) Hati-hati ketika menyebrang, perhatikan kendaran yang lewat atau     tunggu lampu hijau bagi penyebrang
(4) Menjaga sopan santun dan tidak membuat keributan yang menggangu ketertiban umum

A.2. Tata Krama Pengemudi Kendaraan Bermotor
a)    Menaati lrambu-rambu lalu lintas
b)   Melengkapi kelengkapan bermotor
c)    Mengemudi dengan batas kecepatan yang sesuai dengan situasi jalan raya
d)   Tidak membuang sampah sembarangan
e)    Tidak menggunakan HP ketika sedang dalam mengendarai motor atau mobil

B.    Tata Krama Dalam Kendaraan Umum
o   Bermuka manis dan bertutur kata baik
o   Bersikap hormat kepada penumpang lainnya yang lebih tua dan sayang kepada penumpang yang lebih muda
o   Saling tolong menolong dalam kebaikan
o   Jangan melakukan hal yang mengganggu atau merugikan penumpang lainnya.

Do’a-do’a dalam Perjalanan
Selama dalam perjalanan disunnahkan membaca takbir apabila menjumpai tanjakan dan membaca tasbih apabila menuruni turunan tetapi makruh mengeraskan bacaan tersebut.
Apabila singgah disuatu tempat, sunnah membaca do’a:
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk-Nya.
Memperbanyak memanjatkan do’a urusan dunia akherat untuk diri sendiri, kedua orang tuanya, orang-orang yang dicintainya, para pemimpin muslimin dan seluruh muslimin muslimat.
< Adab Bertamu

A.   Bertamu

Bertamu dengan maksud yang baik dan di landasi dengan niat ikhlas karena Alloh serta untuk memperoleh ridho-Nya dan rahmat-Nya termasuk ke dalam silaturahmi. Silaturahmi di anjurkan oleh agam islam.
Rasulullah bersabda yang artinya :
“Dari abu Hurairoh dia berkata : saya mendengar rasullulah bersabda ‘barang siapa ingin di lapangkan rizkinya dan di panjangkan umurnya maka hendaklah ia melakukan silaturahmi”. (H.R. Bukhari dan muslim)

Adapun tatakrama dalam bertamu:
a)     Mempunyai maksud baik yang diridhoi Alloh
b)     Menggunakan pakaian yang sopan
c)     Memperhatikan keadaan orang yang ditamui, usahakan untuk tidak merepotkan tuan rumah.
d)     Hendaknya bersikap dan bertuturkata yang sopan sehingga tuan rumah menaruh hormat pada tamunya.
e)     Dalam bertamu kalau memang harus menginap usahakan jangan sampai lebih 3 hari. Rosul saw bersabda yang artinya :
“Bertamu itu selama 3 hari.” (H.R. Bukhari dan muslim)

B.    Menerima tamu

Saat menerima tamu hendaknya sesuai dengan tatakrama yang telah di ajarkan Alloh dan rosul-Nya. Tuan rumah hendaknya berusaha untuk menjaga keselamatan tamunya dan juga berusaha agar tamunya merasa senang selama ia bertamu. Rosul bersabda :
”Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari kiamat hendaklah memuliakan tamunya”.(bukhari muslim)

Cara menghormati tamu
a)    Tuan rumah hendaknya berpakaian sopan dan menutup aurat.
b)   Menerima tamu hendaknya dengan sikap dan prilaku yang baik.
c)    Tamu hendaknya di jamu paling tidak di suguhi minuman atau makanan ringan kalau bertamunya sebentar. Apalagi kalau menginap, hendaknya tuan rumah menyediakan keperluan tamunya selama menginap.

Komentar

Postingan Populer